Ketua Bem Unri: Chevron Maling Uang Negara Triliunan Rupiah
riaubook.com, Pekanbaru - Banyak kalangan yang
mengecam pengerjaan proyek pemulihan Tanah Terpapar Minyak (TTM) yang
dijalankan Chevron di Riau. Mulai dari anggota dewan pusat DPR RI, DPRD Riau,
masyarakat dan bahkan mahasiswa.
Bahkan ketua BEM Universitas Riau,
Abdul Khair mengatakan Chevron sengaja maling uang Negara untuk membiayai
proyek limbah minyak Chevron dengan metode bioremediasi.
"Penggunaan cost recovery dalam
proses pemulihan Tanah Terpapar Minyak (TTM) ini Namanya maling, mencuri
dengan dalih cost recovery," ujar Khair tegas.
Ditambahkan Khair, Chevron harusnya transparan
menggunakan dana cost recovery tersebut. Sebab, kata Khair dana cost recovery
seharusnya digunakan untuk operasional pengilangan minyak.
"Cost recovery itu hanya bisa
digunakan untuk biaya operasional pengilangan minyak. Bukan untuk Pemulihan
Tanah Terpapar Minyak (TTM). Ini (limbah) kan dosanya Chevron," sebut Khair,
ketika berbincang dengan RiauBook.com, di
Pekanbaru, Sabtu (1/10/2016).
Sebelumnya,
Direktorat Jenderal Penegakkan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK) dikabarkan turun ke Riau untuk menyelidiki kelanjutan proyek pemulihan
tanah terpapar minyak (TTM) PT Chevron Pasific Indonesia (CPI), Selasa
(27/9/2016).
Informasi
yang diterima, kedatangan rombongan pejabat dari Ditjen Penegakkan Hukum KLHK
adalah menindaklanjuti laporan tentang temuan pelanggaran kontrak yang
dilakukan perusahaan asing tersebut.
Saat
ini, Chevron dikabarkan tengah menjalankan proyek pemulihan tanah terpapar
minyak yang diduga bakal menelan keuangan negara hingga lebih 1 Miliar Dolar AS
atau mencapai triliunan rupiah lewat penggantian biaya operasi kegiatan hulu
minyak dan gas bumi (cost recovery).
Bahkan
Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut
Binsar Pandjaitan juga diminta oleh DPR RI untuk memperketat pengawasan cost
recovery mengingat Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) selama ini kerap
mengakali besaran anggaran cost recovery sehingga membuat negara kebobolan.
Seperti
diketahui, anggota Komisi VII DPR RI Satya W Yudha mengungkap, disaat ini PT
Chevron tengah menjalankan proyek pemulihan TTM yang telah berlangsung
bertahun-tahun yaitu metode bioremediasi. Ini tersedot Rp12 triliun setiap
tahun.
Dan
lebih ironinya, tanah tersebut dijual oleh PT Chevron pada anak usaha dari PT
Semen Indonesian (Persero) Tbk. "Pabrik semen itu dijadikan feed stock,
bisa menjadi bahan bakar pengganti batu bara. Tetapi dia sekaligus bisa menjadi
adukan semen," terangnya.
Ini
disampaikan Satya W Yudha, di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis (22/9/16).
Legislator inipun menyebut, kalau PT Chevron juga memasukkan ongkos pengenalan
tekhnologi baru untuk menggenjot produksi minyak (surfaktan) pada beban cost
recovery itu.
Post a Comment