Alumni ini Kenalkan Siswa Belajar Kerjakan Skripsi
M Chandra MPd (Pendidikan Fisika Unri, 2006) |
riaupos.co, Universitas Riau - Skripsi memang dikenal sebagai tugas untuk mahasiswa tingkat akhir.
Namun bagaimana jika itu dihadapkan pada siswa SMA? Hal tersebutlah yang
coba dilakukan oleh M Chandra MPd. Sejak SMA, ia sudah memperkenalkan
siswa belajar mengerjakan skripsi.
Dalam pelaksanaannya, memang tidak seberat skripsi. Siswa diminta untuk mengerjakan project secara berkelompok. Mereka mencari judul dan mengajukannya kepada Chandra. Hampir sama seperti skripsi. Judul tersebut nantinya akan disetujui langsung olehnya sebagai guru.
“Dalam kurikulum yang kita gunakan saat ini, ada materi mengenai pembelajaran berbasis project. Untuk itu, siswa kita minta mengerjakan suatu project. Mulai dari mengangkat judul, merumuskan masalah, hingga mencari jalan keluar dan mempresentasikannya. Judulnya kita bebaskan. Asalkan berhubungan dengan Fisika,” jelasnya kepada Riau Pos.
Dengan kata lain, ia melatih siswa untuk melakukan semacam penelitian kecil mengenai Fisika. Secara bertahap, siswa melakukan bimbingan dengan dirinya. Jika dikira ada yang tidak pas, maka mereka merevisi dan memperbaiki bersama-sama.
Sampai akhirnya kumpulan tulisan hasil penelitian mereka tersebut dinyatakan benar dan disajikan di dalam bentuk makalah.
Dan nantinya, saat pekan sains di sekolah, mereka berkesempatan untuk memaparkan dan memamerkan hasil project yang mereka garap tersebut.
Respon dari siswa sendiri diakuinya baik. Mereka menjadi lebih menyukai pelajaran Fisika. Biasanya mereka hanya berpatokan pada buku pelajaran saja, kini mereka bebas melakukan eksplorasi. Hal tersebut juga tentunya akan membuat siswa menjadi terlatih dan berpengalaman sebelum nantinya mengerjakan skiripsi di bangku perkuliahan.
Disamping itu, pembina OSIS di SMAN 1 Pangkalan Kerinci ini juga berhasil membina dua ekskul Fisika sekaligus. “Sejauh ini ada dua ekskul yang saya pegang.
Yakni Olimpiade Fisika dan karya tulis. Keduanya diikuti oleh cukup banyak siswa. Beberapa di antaranya juga sudah berhasil menorehkan prestasi level nasional,” lanjutnya lagi.
Prestasi tersebut antara lain, menang OSN se-Kabupaten Pelalawan, 15 besar nasional, 50 besar karya ilmiah terbaik nasional yang diadakan UGM dan masih banyak lagi sederet prestasi yang pernah ia suguhkan melalui muridnya. Ia berkeinginan besar, bagaimana murid di daerah juga bisa unggul dalam hal sains.
Bagaimana di tengah keterbatasan, mereka mampu menyenangi pelajaran sains khususnya Fisika. “Jika orang lain mampu, mengapa kita tidak? Karena itu, guru juga harus kreatif dalam menyajikan materi kepada siswa. Sehingga mereka mudah mencerna dan nyaman mempelajari hal tersebut,” katanya.
Dalam waktu beberapa tahun ke depan, ia mengaku akan terus memaksimalkan skripsi level sekolah ini. Jika benar benar sudah bisa diterapkan maksimal, ia akan melakukan inovasi lain yang juga akan meningkatkan kualitas siswa.
Untuk karir sendiri, dirinya berencana akan melanjutkan pendidikan S3. Setelah itu ia berniat masuk kembali mengajar di di jenjang universitas.
Dalam pelaksanaannya, memang tidak seberat skripsi. Siswa diminta untuk mengerjakan project secara berkelompok. Mereka mencari judul dan mengajukannya kepada Chandra. Hampir sama seperti skripsi. Judul tersebut nantinya akan disetujui langsung olehnya sebagai guru.
“Dalam kurikulum yang kita gunakan saat ini, ada materi mengenai pembelajaran berbasis project. Untuk itu, siswa kita minta mengerjakan suatu project. Mulai dari mengangkat judul, merumuskan masalah, hingga mencari jalan keluar dan mempresentasikannya. Judulnya kita bebaskan. Asalkan berhubungan dengan Fisika,” jelasnya kepada Riau Pos.
Dengan kata lain, ia melatih siswa untuk melakukan semacam penelitian kecil mengenai Fisika. Secara bertahap, siswa melakukan bimbingan dengan dirinya. Jika dikira ada yang tidak pas, maka mereka merevisi dan memperbaiki bersama-sama.
Sampai akhirnya kumpulan tulisan hasil penelitian mereka tersebut dinyatakan benar dan disajikan di dalam bentuk makalah.
Dan nantinya, saat pekan sains di sekolah, mereka berkesempatan untuk memaparkan dan memamerkan hasil project yang mereka garap tersebut.
Respon dari siswa sendiri diakuinya baik. Mereka menjadi lebih menyukai pelajaran Fisika. Biasanya mereka hanya berpatokan pada buku pelajaran saja, kini mereka bebas melakukan eksplorasi. Hal tersebut juga tentunya akan membuat siswa menjadi terlatih dan berpengalaman sebelum nantinya mengerjakan skiripsi di bangku perkuliahan.
Disamping itu, pembina OSIS di SMAN 1 Pangkalan Kerinci ini juga berhasil membina dua ekskul Fisika sekaligus. “Sejauh ini ada dua ekskul yang saya pegang.
Yakni Olimpiade Fisika dan karya tulis. Keduanya diikuti oleh cukup banyak siswa. Beberapa di antaranya juga sudah berhasil menorehkan prestasi level nasional,” lanjutnya lagi.
Prestasi tersebut antara lain, menang OSN se-Kabupaten Pelalawan, 15 besar nasional, 50 besar karya ilmiah terbaik nasional yang diadakan UGM dan masih banyak lagi sederet prestasi yang pernah ia suguhkan melalui muridnya. Ia berkeinginan besar, bagaimana murid di daerah juga bisa unggul dalam hal sains.
Bagaimana di tengah keterbatasan, mereka mampu menyenangi pelajaran sains khususnya Fisika. “Jika orang lain mampu, mengapa kita tidak? Karena itu, guru juga harus kreatif dalam menyajikan materi kepada siswa. Sehingga mereka mudah mencerna dan nyaman mempelajari hal tersebut,” katanya.
Dalam waktu beberapa tahun ke depan, ia mengaku akan terus memaksimalkan skripsi level sekolah ini. Jika benar benar sudah bisa diterapkan maksimal, ia akan melakukan inovasi lain yang juga akan meningkatkan kualitas siswa.
Untuk karir sendiri, dirinya berencana akan melanjutkan pendidikan S3. Setelah itu ia berniat masuk kembali mengajar di di jenjang universitas.
Post a Comment