Header Ads

Link Banner

"Rekonstruksi Pemikiran Ekonomi" : Iedul Adha, Kapitalisme dan Maldevelopment Indonesia

terasunri.blogspot.co.id - Alhamdulillah, tahun inj kampung kami jumlah hewan yg dikurbankan naik 100%, dari 2 ekor sapi menjadi 4 ekor, walaupun 1 ekor ada yg terpisah tempat. Sama seperti iedul fitri sebelumnya, kali ini pun terjadi anomali, dmn perekonomian melambat, daya beli turun, masayarakat miskin bertambah tetapi jumlah orang berkurban bertambah. Antriab haji juga tetap banyak. Seperti sebelumnya faktor penyebab diduga masyarakat indonesia semakin religius ( beriman).


Pertumbuhan dan distribusi, adalah hal yg sering dalam literarur ekonomi menjafi hal yg ingin di capai. Namun pertumbuhan dan distribusi seringkali tidak tercapai. Bahkan untuk berapologi maka simon kuznets sampai mengeluarkan kalimat sakti nan menghipnotis agar kita percaya "pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek akan menimbulkan ketimpangan, tp dalam jangka panjang akan menciptakan distribusi. Sering disebut sebagai hipotesis U terbalik. Dalam pemikiran saya, ini haya apologi dan mistik. Karena tidak pernah tahu pasti kapan dan berapa lama garus tersebut berbalij membentuk u terbalik. Hanya apologi, kareba pemahaman dasar kapitalisme adalah maximum utilitas, memuaskan kepuasan tanpa batas, sehibga tidak pernah tahu kapan pemilik modal merasa puas dan berbaik hati untuk rela berbagi.

Rasionalitas dalam ilmu ekonomi menjelaskan tudak mungkinnya berbagi dalam konsep kapitalisme. Strong monotonicity, kontuinitas dan kompkeksity, semuanya bercerita jumlah yg lebih banyak adalah lebih baik. Celakanya, lebih banyak adalah dalam artian memiliki, menguasai dan meyimpan. Celakanya lagi semua prinsip bebas nilai, apakah sekua adalah barang haran maupun halal, dari proses haram ataupun halal, tidak batasan. Mungkinkah menempatkan berbagi (distribusi) ada disana?

Islam, hadir melalui konseo sumuliyah (menyeluruh dan sempurna) dari filosofi sampai aplikasi, dari dunia sampai akhirat, termasuk dalam prinsip ekonomi. Perintah memiliki, menguasai dan menyimpan diperintahkan melalui perintah untuk berbagi, memberi dan efisiensi. Kita akan mendapati perintah puasa, zakat, infaq, wakaf kurban dan berhaji. Semua adalah pengeluaran yg konsekuensi logisnya adalah kita harus memiliki. Hal ini akan menjamin distribusi dalam perekonomian dan terus menciptakan produksi. Dan menjamin kelangsungan proses ekonomi berjalan. Pertumbuhan juga berarti keharusan distribusi.

Iedul adha, adalah tamparan keras bagi kapitalsme yg selalu bermimpi kemakmuran dan distribusi yg adil. Dari merkantilisme, klasik , keynes dan post keynes semua memiliki cita cita sama, namun cuma hayalan dan utopis.bahkan pendapat karl mark tentang kapitalisme merupakan bagian proses dari sosialisme bisa jadi hal yang nyata adanya. Bagaimana sekarang muncul hunian, gedung dan simbol kemewahan dan kemakmuran muncul ditengah isu ketimpangan dan kemiskinan. Lihat semisal one stop living, reklamasi meikarta, gedung bertingkat, muncul dan mengkampanyekan kemewahan diatas derita sebahagian besar rakyat. Nilai sosial kita telah putus bahkan musnah. Kemudian muncul hegemoni kemewahan dan kemudahan menghipnotis menjadi mimpi yg dimiliki semua anak negeri. Kita kehilangan nilai dan modal sosial kita sebagai bangsa, masyarakat dan manusia. Kemudian memunculkan crash dalam sistem sosial. Kesana dan begitulah arah pembanguban kita menuju. Sasya mengambil istilah mal development. Adalah kesalahn dalam pembangunan yg kemudian mendestruksi kemanusiaan dan peradaban kita sebagai manusia. Semua hal menuju kearah new order world.

Iedul adha, kembali menjadi simbol dan kekuatan kita ditengah angkuhnya kapitelisme membangun hegemoni, hidup tanpa ideologi, tanpa nilai. Iedul adha kembali menjafi moment bagi kita, bahwa kita masih manusia. Manusia yg bukan menjadi pemangsa bagi manusia lain, tp manusia yg memiliki nilai sosial.


Sumber : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=1901353466794529&id=100007596828260

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.