Header Ads

Link Banner

Rovita Rama miliki 'Penawar' Gejala Autisme

Rovanita Rama SE MH (Fakultas Ekonomi Unri, 1987)

www.terasunri.com - Kata-kata autis masih dinilai tabu oleh masyarakat.  Bahkan, autis tersebut dinilai sebagai salah satu disabilitas sosial yang membuat penderita kesulitan dalam berinteraksi dengan sekitarnya.  Sebagai mana diketahui, autis berasal dari kata auto berarti sendiri.  

Istilah autisme diperkenalkan pada 1943 oleh Leo Kanner seorang psikolog. Autis itu sendiri merupakan gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak. Gejalanya telah timbul sebelum anak berusia tiga tahun. 

Penyebab autis adalah gangguan pada sistem syaraf yang mempengaruhi otak. Hal ini menyebabkan anak tidak mampu berkomunikasi atau berinteraksi efektif dengan dunia luar. Gejala penyandang autis terlihat dari sikap anak yang tidak peduli lingkungan, menolak berinteraksi atau berkomunikasi serta asyik dengan dunianya sendiri. 

Penyandang autis juga sulit memahami bahasa dan berkomunikasi verbal. Tapi bukan berarti autis itu tidak bisa diperbaiki agar interaksi sosial bisa diterima untuk penderita yang dominan terjadi pada anak-anak di bawah usia tiga tahun ini. 

Gejala autisme juga ternyata memotivasi perempuan bernama Rovanita Rama SE MH untuk menyiapkan ‘penawar’ agar autism bisa diperbaiki. Wanita berhijab yang merupakan alumnus Universitas Riau ini membangun klinik terapi dan sekolah anak mandiri agar anak berkebutuhan khusus ini memiliki wadah untuk mereka belajar berinteraksi secara sosial. 

Semua itu berawal dari kecintaannya kepada putranya Zaky Kairi Bagawan yang divonis menderita autis.

‘’Selama dua tahu saya mengumpulkan informasi terkait permasalahan Zaky. Setahun penuh konsultasi rutin dengan dua psikolog, tiga dokter anak, satu dokter spesialis syaraf anak, satu dokter THT dan dua psikiater. Dokter syaraf menduga ada masalah dengan motorik Zaky. 

Ia merekomendasikan agar Zaky diperiksa di Singapura. Setelah diperiksa, hasilnya Zaky divonis menderita autis PPD-NOS. Dari sana saya tahu bagaimana sulitnya mencari sekolah yang tepat untuk anak saya. Sempat juga dia bersekolah di Amerika Serikat hanya untuk mendapatkan interaksi sosial di sana. Makanya, pengalaman tersebut yang mendorong saya untuk membangun klinik tersebut,’’ terang Rovanita. 

Sebagai langkah memperdalam ilmunya tentang auitism tersebut, Rovanita belajar cara menangani anak berkebutuhan khusus dengan seorang terapis. Ia juga ikut pelatihan bersertifikat dari asosiasi profesi terapis. Tahun 2000 Rovanita dan keluarga kembali ke Pekanbaru. Terapi Zaky terus berlanjut berbekal ilmu dari California. 

Saat itu pula Rovanita mulai berkeinginan menolong anak-anak lain seperti Zaky dengan membuka klinik terapi untuk anak autis. Bahkan, 2003 Rovanita memperdalam ilmu tentang autis dengan mengikuti pelatihan Texas Association for Behavior Analysis Autism Special Interest Group di University of Houston selama 2 tahun. 

Saat ini, banyak anak berkebutuhan khusus yang belajar di sekolah mandiri-nya tersebut. Klinik Terapi diperuntukkan sebagai wadah memperkuat motorik atau gerak syaraf tubuh anak. Sedangkan Sekolah Anak Mandiri menjadi wadah mendidik anak agar lebih mandiri dalam mengurus dirinya sendiri. 

“Paling tidak mengurus kebutuhan mereka sendiri, seperti makan, minum, menulis, berbicara, dan lainnya,” katanya.

Klinik Terapi dan Sekolah Anak Mandiri didirikan 2010. Tenaga dokter dan para terapis direkrut dari berbagai daerah, termasuk Jakarta. 

Semuanya memiliki izin praktik dari Departemen Kesehatan RI. “Ilmu itu harus disebarkan karena tak ada ilmu yang tak bermanfaat,’’ terangnya. Selain autism, ada juga penderita disabilitas permanen yang belajar di tempatnya.  

Selain membantu Klinik Terapi dan Sekolah Anak Khusus Mandiri, Rovanita tak bosan-bosannya mengkampanyekan cara membantu anak berkebutuhan khusus dalam berbagai kegiatan dan seminar tentang anak. Termasuk menggagas agar pemerintah perlu menyediakan payung hukum bagi anak berkebutuhan khusus.

Itu semua agar hak-hak mereka terlindungi dan mendapatkan kesempatan yang sama.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.