Header Ads

Link Banner

Alumni Faperika Yang Peduli Akan Benda Sejarah

Tengku Said Eka Nusirhan SPi (Budidaya Perikanan Faperika Angkatan 2002)
www.terasunri.com - Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah. Pepatah tersebut kerap diingatkan setiap saat agar menghargai dan tidak melupakan sejarah. Namun, dewasa ini hal tersebut mengalami pengerusan dan ketidakpedulian akan benda sejarah mulai tumbuh.

Hal tersebut yang mendorong Tengku Said Eka Nusirhan SPi bersama beberapa temannya maju untuk menjadi ‘penyelamat’ sejarah. Karena tidak bisa bergerak sendiri, Said membentuk Siak Haritage agar bisa menularkan kepedulian akan benda cagar budaya dan cagar sejarah di Negeri Siak ini.

‘’Semua pasti setuju, Siak ini pada masanya merupakan kerajaan besar dan tentu saja dibuktikan bayaknya peninggalan-peninggalan sejarah. Tapi saat ini kita sadari sudah mulai banyak yang tidak bisa melihat mana benda sejarah yang dimaksud atau yang diceritakan itu. Makanya, biar hal tersebut tidak menjadi sekadar mitos, kami mencoba untuk menjadi anak muda yang peduli akan benda sejarah itu,’’ terang Said yang merupakan alumni Universitas Riau angkatan 2002 ini.

Siak yang menjadi tempat tinggal dan besarnya dinilai Said masih menyimpan banyak benda-benda bersejarah. Namun, berdasarkan cerita yang disebut-sebut orangtuanya, Said tidak dapat melihat bukti dari sejarah tersebut.

Sebut saja, sebagai tempat di mana yang terdapat sejarah kerajaan terbesar, jelas membuat Siak memiliki benda-benda sejarah yang juga memiliki lagenda. Selain itu, Said juga meyakini, benda-benda bersejarah tersebut masih tersebar bahkan kemungkinan ada yang masih tersembunyi.

Untuk mendapatkan informasi tersebut, Said dan kawan-kawan terus menggai pengetahuan dari cerita pelaku sejarah dan buku terkait sejarah di Siak.

‘’Harapan saya itu sederhana. Bagaimana kami bisa mengupayakan benda-benda ini tidak tergerus masa, adat istiadat dan sejarahnya. Jadi jika pada masa depan, anak-anak tidak hanya dapat mendengar cerita saja, namun juga bisa membuktikan dan melihat sendiri apa yang diceritakan itu bukan mitos atau lagenda saja,’’ ujarnya.


Sumber : http://riaupos.co/132016-berita-mempertahankan-kekhasan-kearifan-lokal.html#ixzz4O9gE8fFY

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.