Header Ads

Link Banner

Fadly : Kemampuan Bahasa Inggris Jadi Modal Berkarir

m.riaupos.co, Universitas Riau - Hobinya berbahasa Inggris sejak masa sekolah tak pernah salah. Pasalnya dari hobi dan kecintaannya pada Bahasa Inggris tersebut, kini ia berkontribusi mengembangkan bahasa internasional itu di ranah Riau.

Dengan komitmen dan dedikasinya yang tinggi, ia bersama Program Study Bahasa Inggris FKIP Unri telah mencetak ribuan lulusan dengan kemampuan Bahasa Inggris yang mumpuni.

Saat ditemui Riau Pos siang itu, Fadly baru saja usai menunaikan tugasnya sebagai dosen, menguji mahasiswa. Setelah itu ia membawa Riau Pos ke sebuah ruangan yang cukup nyaman. Di sana, ia banyak menceritakan mengenai perjalanan hidupnya.

Diungkapkannya, saat ini ia dipercaya kembali menjadi Koordinator Program Studi Bahasa Inggris. "Sudah beberapa bulan ini saya kembali menjabat sebagai koordinator.

Ini sebenarnya kali kedua," ujarnya. Tugasnya sebagai dosen sekaligus koordinator program dinilainya sebagai kesempatan baginya untuk menularkan ilmu Bahasa Inggrisnya kepada mahasiswa.

Sebagai orang yang telah lama berkecimpung di dunia Bahasa Inggris menurutnya, Riau masih memerlukan banyak penduduk yang menguasai bahasa tersebut dalam segala aspek.

Jumlah penduduk Riau yang bisa berbahasa Inggris sendiri dinilainya masih sangat kurang. Padahal posisi Riau sangat strategis.

Bagaimana tidak, menurutnya Riau adalah pintu masuk bagi negara negara tetangga. Setiap hari banyak pendatang luar negeri ke luar masuk Riau.

Terlebih, sejak awal tahun lalu Indonesia telah resmi menjadi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Di mana negara asing bukan sekedar bebas melancong saja.

Melainkan juga membuka usaha. Jika masyarakat Riau tak menguasai Bahasa Inggris, tentu akan sulit untuk mengikuti perkembangan zaman tersebut.

"Peran Bahasa Inggris hari ini sangat besar. Bahasa Inggris menjadi dua ilmu penting agar kita tak tersesat hidup di dunia, selain ilmu komputer.

Riau, masih perlu banyak guru Bahasa Inggris, penerjemah Bahasa Inggris dan tenaga-tenaga kerja yang fasih berbahasa Inggris," ungkap pria yang juga pernah dipercaya menjadi tim penelitian uji kompetensi guru oleh Kemendikbud Jakarta ini.

Keperluan tersebut dikatakannya sudah cukup diiringi dengan kesadaran masyarakat untuk mempelajari Bahasa Inggris.

Selain semakin menjamurnya kursus Bahasa Inggris, banyak pula sekolah dengan kurikulum luar negeri yang menggunakan Bahasa Inggris digemari masyarakat. Tak terkecuali FKIP Bahasa Inggris.

Setiap tahun ajaran baru, tak kurang dari sekitar 800 lulusan SMA yang mendaftar. Jumlah tersebut dinilai banyak oleh Fadly mengingat jumlah yang diterima hanya sekitar 100 orabg saja. "1 banding 8.

Angka tersebut menunjukkan antusias dan kesadaran masyarakat bahwa Bahasa Inggris merupakan sebuah peluang besar ke depan. Namun sayang, kuota kita terbatas.

Sehingga jumlah pendaftar yang kian hari kian meningkat tersebut tak bisa kita tampung bahkan setengahnya saja," lanjutnya lagi.

Seleksi ketat dilakukan sedari awal pendaftaran. Karena yang diterima hanya mereka yang terpilih, Prodi mentreatmen mereka sebaik mungkin agar benar-benar bernas.

Berbagai upaya dilakukan mulai dari praktik speaking, mengadakan olimpiade dan lain sebagainya. Bahkan, agar kemampuan writing mereka bisa mumpuni, Fadly bersama prodi membuat sebuah jurnal khusus.

Jurnal dengan nama Noances tersebut khusus menampung tulisan-tulisan hasil karya dosen maupun mahasiswa. "Selama ini, writing memang masih menjadi kelemahan kita.

Kita sadar betul akan hal tersebut. Banyak dari mahasiswa kita dan dosen yang sudah mencoba menulis dengan Bahasa Inggris, namun karena tak ada media publikasi, motivasi kereka berkurang.

Untuk itu kita membuat sebuah jurnal yang memang khusus untuk publikasi dosen dan mahasiswa," jelas pria yang baru-baru ini meluncurkan sebuah buku.

Nyatanya jurnal tersebut memang dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, dosen juga termotivasi untuk menulis.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.