Header Ads

Link Banner

PSB UR siapkan Duta Desa Bersih Jerebu (DDBJ)

Universitas Riau - Hari ini, Rabu (9/2) Pusat Studi Bencana Universitas Riau (PRB) melaksanakan tahapan wawancara kepada seluruh kandidat relawan Duta Desa Bersih Jerubu (DDBJ) di ruangan sekretariat PSB UR Lt 2. Jumlah seluruh kandidat DDBJ ada 40 lebih yang telah mendaftarkan dirinya hingga siang tadi.

"Sampai nanti jam 12 malam kita tetap masih open recruitment. Kita masih akan terima yang daftar. Karena kan daftarnya online," ungkap Direktur PSB UR, Haris Gunawan sambil menawari minuman dingin ke Teras Unri. Ia mengatakan bahwa saat beberapa waktu yang lalu mencetuskan program ini dan memperkenalkannya. Langsung mendapatkan dukungan penuh baik dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga UNDP.

Persoalan kebakaran hutan dan lahan ini, terutama tragedi kabut asap atau jerebu ini. Tidak bisa lagi dengan hal-hal yang biasa dilakukan. Harus dengan sesuatu yang luar biasa. Inilah yang melatarbelakangi munculnya gagasan yang luar biasa untuk pencegahan. "Biasanya kita bergerak kalau pas ada kebakaran, tapi kita coba dengan modul baru. Kita buat program ini agar para generasi muda ikut peran serta menginformasikan dan mengendukasi masyarakat akan bahayanya kebakaran hutan dan lahan," jelas Adi Prayitno yang sempat menjabat sebagai Wakil Rektor IV Universitas Riau.

Hasil dari wawancara tersebut, nantinya para Duta Desa Bersih Jerubu (DDBJ) ini akan dikirim ke desa-desa yang rawan kebakaran hutan dan lahan. "Ada 15 desa yang menjadi targetan nantinya. Dan masing-masing desa akan kita kirim dua orang relawan DDBJ kesana," ucap Haris.

Untuk para kandidat yang tidak lulus seleksi akan masuk daftar tunggu/investasi relawan yang nantinya akan diperbantukan untuk kegiatan-kegiatan di desa-desa atau tempat lain. 

"Saya tinggal di Pekanbaru tahun '70. Sudah 45 tahun di Pekanbaru, dan 18 tahun terakhir menderita asap. Ini terjadi karena sejak 1997 terjadi kebakaran secara masif dan terstruktur. Dari sinilah kita mencoba mengubah model usaha priventif, khususnya lahan hutan dan gambut," tambah Adi yang saat ini menjabat sebagai salah satu Tim Ahli PSB UR.

Haris mengatakan harapan kedepannya mahasiswa bisa paham akan terjadi kebakaran sehungga bisa memberikan informasi dan edukasi kebakaran hutan dan lahan juga memotivasi masyarakat untuk terlepas dari siklus 18 tahun belakangan ini.
Hal senada juga keluar dari salah satu tim seleksi wawancara, Fajriani Ananda akan harapanya akan program ini bisa menghasilkan para mahasiswa yang mampu memberikan informasi dan edukasi tentang bahayanya kebakaran hutan dan lahan. "Paling tidak kita mencegah. Sehunggah desa bersih dari jerebu," tutupnya. (/by)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.