memperingati Hari Peduli Sampah Nasional, BMC Unri Bersihkan Kawasan Ekowisata Jembatan Hitam
Tribunpekanbaru.com, Universitas Riau - Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional, Belukap
Mangrove Club (BMC) Ilmu Kelautan Universitas Riau dan Badan Otorita
Mahasiswa Ilmu Kelautan melakukan kegiatan bersih-bersih di kawasan
Ekowisata Mangrove Jembatan Hitam, Desa Mengkapan, Kecamatan Sungai Apit
Kabupaten Siak, Minggu (21/2/2016).
"Dalam Memperingati Hari Sampah Nasional kemarin, Kami membuat
kegiatan gerakan bersih pantai dan laut. kegiatan itu diikuti oleh
Pengurus BMC dan pengurus Badan Otorita Mahasiswa Ilmu Kelautan
Universitas Riau. Selain itu, para pengunjung yang berwisata turut andil
dalam kegiatan tersebut, ujar Ketua BMC Universitas Riau, Khairul
kepada Tribun, Senin (22/2/2016).
Dilanjutkan Khairul, pada kegiatan tersebut para peserta memungut
sampah di sekitar pantai dan daerah hutan mangrove yang berada di
kawasan wisata mangrove jembatan hitam. Menurutnya, acara itu setidaknya
dapat memberikan dampak yang positif untuk mengurangi pencemaran laut,
sebab muaranya sampah pasti akan berakhir di lautan dan di daerah
pesisir.
"Pada saat melakukan aksi, sampah yang terkumpul kebanyakan berupa
plastik-plastik yang susah untuk terurai. Gerakan bersih pantai dan laut
itu juga nantinya dapat mengurangi dampak pencemaran laut, sebab
beberapa limbah padat sudah Kami bersihkan dari pesisir
pantai,"ungkapnya.
Khairul menjelaskan, pencemaran laut itu dapat dicegah dengan
kesadaran dari diri sendiri. Dimulai dengan tak membuang sampah
sembarangan. Kegiatan seperti itu nantinya bisa menghilangkan predikat
Indonesia yang katanya sebagai penghasil sampah plastik ke dua terbanyak
di dunia versi Green Peace. Terutama dalam pencemaran laut.
Ditambahkannya, kegiatan iu bukan yang pertama kali dilakukan.
Pelaksanaanya sudah masuk dalam program kerja BMC Ilmu Kelautan
Universitas Riau. Kegiatan bersih-bersih seperti itu biasanya Mereka
lakukan saat penanaman dan pembibitan tanaman mangrove.
"Kita ketahui bahan pencemar itu ada di sekitar Kita, banyak warga
yang tak peduli lingkungan, dengan membuang sampah sembarangan. Lebih
parah bila banyak dibuang ke laut. Bagaimana dengan keadaan ekosistem
alam Kita yang ada di laut?. Siapa yang akan memperhatikan kalau bukan
Kita. Jika sampah sudah menumpuk di lautan dan terdapat bahan pencemar,
maka yang merugi adalah Kita sebagai manusia, karena dampaknya bisa
menyebabkan Kita sakit, sebab sebagian ikan dan ekosistem laut yang
sudah tercemar Kita konsumsi kembali,"tutur Khairul.
Post a Comment