Johny S Mundung, Alumni Agribisnis Faperta 1993 Tokoh Pilihan Tempo tahun 2007
koranriaupos, Universitas Riau - Delapan tahun lalu, Johny S Mundung terpilih sebagai tokoh pilihan majalah Tempo. Ia yang saat itu menjabat sebagai Direktur Walhi Riau, berhasil mengalahkan kandidat lainnya yang tak kalah hebatnya. Apa yang dilakukannya sehingga majalah Tempo bisa memilihnya sebagai tokoh tahun 2007 lalu?
Kiprah dan perjuanganlah yang mengantarkan namanya sebagai tokoh tersebut. Pria lulusan Faperta Unri ini melawan keras pembakaran hutan dan pembakaran liar yang ada di Riau. Sebagai Direktur Walhi kala itu, Johny bisa mengendus aroma korupsi dari kasus tersebut, sehingga ia terus menerus melakukan perlawanan dan menentang perusahaan-perusahaan yang memusnahkan kayu dalam jumlah besar tersebut.
Aroma korupsi tercium saat tiga kepala daerah mengeluarkan perizinan usaha di kawasan-kawasan hutan yang seharusnya tidak diperbolehkan. Melihat perlawanan Johny, sebuah perusahaan pembabat lahan menilainya sebagai ancaman. Jika Johny menolak, perusahaan tersebut mengancam akan membunuh. Namun langkah Johny tak surut.
Dengan berani, ia memilih memperatuhkan nyawanya demi melawan mafia-mafia hutan tersebut. "Hal tersebut tidak bisa dibiarkan. Illegal logging sudah sangat merugikan lingkungan. Resikonya memang besar. Namun saat itu saya berserah diri pada Allah, ikhlas lillahi taala. Saya hanya ingin menyuarakan kebenaran," ungkapnya.
Meski banyak perusahaan yang menyudutkannya saat itu, dukungan dari berbagai pihak tetap mengalir deras kepadanya. Mulai dari jaringan kerja penyelamatan hutan Riau, WWF, anggota DPR RI, DPRD Riau, HMI bersama tokoh masyarakat lain menyatukan kekuatan secara massal dalam memberantas kasus illegal logging tersebut.
Konsistensinya dalam melakukan perlawanan nyatanya menjadi sorotan dan pertimbangan tersendiri bagi Tempo untuk memilihnya sebagai tokoh Tempo 2007. Setelah menerima anugerah bergengsi tersebut, Johny merasa beban dipundaknya semakin berat.
Ia semakin terpacu untuk menyelamatkan dan melindungi hutan Riau dari segala upaya pembangunan ekonomi jangka pendek yang justru menimbulkan bencana di kemudian hari. Kini, ia masih aktif menyuarakan permasalahan dan melindungi lingkungan. Meski tak lagi aktif di Walhi, Johny kini masih aktif dalam Asosiasi Hutan Tanaman Rakyat Mandiri Indonesia wilayah Riau. Ia bergerak melakukan pemberdayaan masyarakat yang ada di sekitar lokasi illegal logging.
"Potensi hutan tak hanya pada kayu. Pemikiran masyarakat akan hal tersebut harus dirubah. Karena hal tersebut justru menimbulkan masalah dikemudian hari seperti banjir dan asap," ungkapnya. Kedepan ia berharap ada keseriusan dari pemerintah untuk memberantas kasus tersebut di Sumatera. Menurutnya, harus ada satu Menteri Khusus yang menangani masalah kabut apas di Sumatera.
"Menteri Lingkungan Hidup saja tidak cukup. Harus ada Menteri Khusus kabut asap yang fokus pada penangan kasus tersebut. Pendekatan harus dilakukan antar kepala daerah. Sehingga nantinya mereka tak saling menyalahkan akan kasus atau bencana yang melanda Sumatera," tambah pria yang kini bekerja sebagai Humas PT Sumatera Persada Energi ini. Program tersebut disebutnya dengan bioregion yang merupakan pondasi dari pendekatan antar kepala daerah. Sehingga mereka bersatu padu memikirkan bagaimana caranya menjaga hutan di wilayah masing-masing.
Sumber : Koran Riau Pos, Edisi Rabu 10 Februari 2016
Post a Comment